Sabtu, 11 Oktober 2008

Renungam Jiwa


HATIKU, HATIMU DAN HATI KITA
Oleh : Maximus Masa

Setiap hati mendamba hati lain, hati yang bisa diajak untuk bersama-sama meneguk madu kehidupan dan menikmati kedamaian dan sekaligus melupakan penderitaan hidup. Dan hatiku membutuhkan hatimu dalam mengisi kekosongan jiwa, memenuhi kerinduan dengan kasih sayang dan perhatian yang tulus yang diwujudkan dalam kehidupan bersama dalam berbagi suka;tawa, canda, keceriaan, kebahagiaan dan kesenangan serta menuangkan kisah tentang nostalgia masa lalu, impian masa kini dan harapan ke hari depan. Kebersamaan, perekat yang memadukan kita menjadi satu meskipun kita berbeda arah dan tujuan, pikiran dan pandangan, ide dan perasaan. Kita semua adalah satu.
Tak terbayangkan ketika kita melintasi gurun yang tandus dan padang ilalang jiwa yang gersang. Hidup ini menjadi hampa sehingga roh memberontak terhadap badan dan memintanya untuk mencari sumber perlindungan air pelepas dahaga nyanyian jiwa yang telah kusam. Berjalan di tepi kehidupan seorang diri adalah menyedihkan dan menyengsarakan perasaan. Kesepian, kesendirian menjadikan kita terasing dari keramaian dunia. Kecuali seorang petapa yang mencari inspirasi pada indahnya alam dan lolongan burung di udara. Ia menikmati kedamaian dan kemudian kembali ke rumah dengan membawa buah cinta menyepi yang abadi. Sedangkan kita?
Harus kita sadari tentang indahnya kebersamaan, sejuknya perhimpunan dan nyamannya berceloteh tentang cerita kita. Kebersamaan mengantarkan kita pada kehidupan yang damai dan tenang, saling pengertian tercipta di sana dan tiada kesempatan untuk mengungsikan diri ke negeri yang sepi dan membosankan. Dalam kebersamaan kita dapat berbagi peran, mengambil bagian dalam tugas dan tanggungjawab tergantung adakah kemauan di hati kita? Kini, kita semua berkumpul di sini atas nama cinta. Kita tinggal di sini karena cinta yang lahir dari pandangan mata, memikat hingga menggerakkan kita untuk mencoba menyatu di tengah perbedaan yang bergejolak.
Hatiku dan hatimu memiliki kebeningan seperti kristal embun di pagi hari. Hati kita adalah bait rahmat yang tersimpan sumber air yang terus mengalirkan cinta. Hati yang tulus melahirkan harapan dan kekuatan kepada siapa kita mempersembahkan cinta kita. Kepada kedua orangtua kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita, pacar kita dan kepada semuanya kita mempersembahkan cinta kita. Kita semua dilahirkan karena cinta. Karena cinta pula kita tumbuh menjadi seorang pemuda dan pemudi. Kita berkumpul di sini untuk menyemaikan beni-beni cinta, cinta yang ada di dasar hati kita.
Untuk itu harapanku, partisipasi pro aktif dari kita semua untuk memajukan diri dan sekaligus melambungkan angan dalam cinta agar tetap eksis di tengah hiruk pikuknya dunia yang sedang mengagungkan hedonisme, individualisme dan egoisme. Mari kita pupuk kebersamaan melalui cinta dalam satu nasib, menyandarkan harapan di bawah kaki salib tanda kerendahan hati anak manusia kepada Dia sang tersalib.

Tidak ada komentar: